Meningkatnya peminat sepeda motor dari kalangan wanita membawa dinamika tersendiri bagi usaha perlengkapan pengendara motor seperti jas hujan. Tak hanya fungsinya, kini jas hujan pun dimodifikasi dengan bentuk dan desain yang lebih girly dan modis sesuai dengan kebutuhan pengguna wanita muslimah. Seperti apa perkembangan bisnis jas hujan muslimah ini kedepan?
Seiring dengan bertambahnya jumlah pengendara motor, usaha-usaha yang terkait dengan kebutuhan pengguna motor juga akan meningkat. Menurut pengamat wirausaha, pertumbuhan peminta sepeda motor tidak hanya menguntungkan pembisnis otomotif, tetapi juga pelaku usaha dari sektor-sektor yang terkait seperti helm, jaket, sarung tangan, masker serta jas hujan.
Salah satu perlengkapan tersebut yang paling banyak dicari ketika memasuki musim hujan adalah jas hujan. Sejak marak penjualan sepeda motor matic yang dibuat untuk pengendara wanita, banyak perlengkapan kendaraan ini berkembang ke arah yang lebih girly, termasuk didalamnya adalah jas hujan yang kini banyak dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan kaum hawa.
Seperti kini banyak beredar jas hujan muslimah yang memang didesain khusus untuk muslimah yang menggunakan gamis atau rok panjang, dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Seperti yang diproduksi oleh Siti Nooraini Immawati, S.E pemilik Sarina Collection yang sebelumnya juga membuat pakaian renang muslimah dan kemudian terinspirasi membuat jas hujan muslimah karena banyak permintaan dari pelanggan. Tak jauh berbeda dengan Imma, Diah Kurniasih, pemilik jas hujan muslimah Syabab terinspirasi membuat jas hujan muslimah sebagai kebutuhan pribadinya sebagai seorang muslim. Pasalnya saat itu Diah agak kesulitan mencari jas hujan degan bawahan rok.
Jas hujan muslimah sendiri sebenarnya tak jauh berbeda dengan jas hujan pada umumnya. Namun bentuk dan desain yang ditampilkan lebih mengarah kepada wanita muslimah, yakni dengan menampilkan bawahan rok dan jas hujan berbentuk gamis dengan tampilan yang lebih girly dengan warna seperti pink, hijau stabilo, merah pasta dan penggunaan gesper pada bagian pinggang, sehingga pemakainya terlihat lebih stylish meski dalam balutan jas hujan.
Produk ini memang cukup segmented karena hanya menyasar kepada wanita muslimah, sementara pemakai sepeda motor di Indonesia sendiri kebanyakn datang dari kaum laki-laki. Namun menurut para pengamat bisnis meski namanya jas hujan muslimah tapi tetap bisa dipakai oleh non muslim. Dilihat dari fungsi dan model yang ditawarkan jas hujan muslimah tidak terlalu mencirikan muslimah, karena setiap wanita ingin terlihat modis waktu mengenakan jas hujan atau bagi wanita yang gemar menggunakan rok dalam aktivitasnya bisa saja menggunakan produk ini.
Modal awal. Jika Anda salah satu yang tertarik menjalankan usaha jas hujan muslimah ini, namun memiliki modalyang terbatas tak perlu berkecil hati. Pasalnya beberapa pelaku usaha rata-rata memulai usahanya dengan modal yang tidak lebih dari Rp 5 juta. Tetapi jangan berpikir dengan Rp 5 Juta Anda bisa membuka konveksi. Baik Diah maupun Imma mengatakan modal tersebut hanya untuk memproduksi jas hujan yang dimaklonkan ke konveksi. Dengan biaya Rp 80-100 ribu per pcs, para pelaku usaha ini menjual kembali produknya dengan harga Rp 125-150 ribu per pcs.
Pilihan realistis yang bermodal tipis untuk menggeluti usaha yang potensial ini adalah dengan menjadi pedagang atau reseller. Modalnya bisa disesuaikan dengan kemampuan. Menjadi reseller cukup mudah. Kalau mau beli langsung banyak bisa tapi kalau mau coba-coba dulu juga bisa. Karena dengan pembelian minimal 3 Pcs aja sudah bisa menjadi reseller, ungkap Imma pemilik Sabrina Colecction.
Toko online, juga salah satu solusi dalam menekan modal awal. Dengan penjual tidak memerlukan biaya untuk sewa tempat, karyawan dan stock barang pun tidak harus tersedia banyak, cukup memperbanyak sample untuk setiap varian yang ada. Karena yang dipajang di web cukup foto produk untuk setiap varian. Yang terpenting pastikan memiliki pemasok atau produsen yang mampu menyediakan ketika ada pesanan.
Potensi keuntungan dari usaha jas hujan muslimah ini juga lumayan besar. Rata-rata pelaku usaha yang diwawancarai bisa memperoleh keuntungan bersih berkisar antar 20 - 35 persen dari omset yang didapatkan setiap bulannya.
Sumber : Tabloid Peluang Wirausaha
